Islam Mengatur Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Oleh: Ilham Maulana, S.Pd.I. *)

Kita menyaksikan bagaimana Islam terus diserang, Serangan pada agama Islam berjalan simultan pada dua sasaran, yakni terhadap institusi keislaman dan umatnya baik serangan dari dalam islam itu sendiri juga serangan dari luar islam.  dituduh sebagai agama teroris, Pembakaran al Qur’an, pembuatan kartun Nabi Muhammad, juga kasus nasional seperti Nabi baru setelah Nabi Muhammad SAW, al Qur’an sebagai produk budaya, berkembang pesatnya pemikiran JIL, pengingkaran Hadits, dan semacamnya adalah bentuk serangan pemikiran pada institusi Agama Islam, baik terhadap aqidah maupun syariah. Pada sisi lain umat islam terus diperangi secara fisik dan militer apalagi ketika posisi umat islam di suatu Negara adalah minoritas,  seperti pembantaian umat Islam Palestina, penaklukan Pemerintahan Islam di Afganistan, diteruskan ke serangan pada negara Iraq dengan alasan penuh fitnah dan kebohongan, demikian juga apa yang terjadi di Myanmar, benar-benar membuktikan bahwa Islam selain diserang institusinya juga diserang umatnya.

Dilihat dari begitu maraknya serangan pemikiran dan fisik-militer terhadap agama Islam dengan umatnya, maka kemudian harus menjadi pemikiran dan pemahaman bagi seluruh umat Islam bahwa inilah sebenarnya tantangan dakwah masa kini yang dihadapi umat islam, kemudian apa sebenarnya yang menyebabkan Islam dan Umat Islam terus-terusan diserang, dilemahkan dan bahkan dihancurkan?

Allah SWT berfirman :
“ Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…” (QS Al-Maidah ayat 3)

Penggalan ayat tersebut secara tegas menjelaskan kepada kita bahwa Islam itu ajaran yang sempurna. Kesempurnaan ajaran islam meliputi seluruh aspek kehidupan, tidak ada satupun aspek dalam kehidupan ini yang tidak diatur dan diajarkan di dalam agama islam. Ilmu Pengetahuan, Ekonomi, Budaya, Politik, Pertahanan Keamanan dan seluruh aspek kehidupan telah diatur dan ditata dengan sangat sempurna di dalam Islam. Agama Islam tidak hanya memandu cara hidup terkait masalah ibadah ritual (‘mahdhah’), namun juga memberi tuntunan bagaimana mengurus keluarga, mengelola masyarakat- bangsa-negara. Agama Islam juga memberi panduan bagaimana cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang benar dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana memahami hakekat alam semesta, dan memberi makna yang tepat terhadap sains (ilmu pengetahuan) dan teknologi yang semakin pesat perkembangannya di dunia.

Dalam skala masyarakat, bangsa dan Negara yang beragam, tantangan dakwah tentu semakin banyak. Umat Islam lalu berhadapan dengan berbagai macam penganut ideologi yang bersifat non-Islami, seperti kapitalisme, komunisme, sosialisme, hedonisme, dll (sebut saja ideologi SEKULER). Berhadapan tentu saja tidak harus dalam artian berbeda pendapat begitu saja, namun di dalamnya terkandung tantangan serius “jangan cara Islami yang dipakai dalam mengurus masyarakat-bangsa-negara”. Pakailah cara-cara SEKULER!

Pertanyaannya kemudian Mengapa Jangan Cara Islami dalam mengurus Masyarakat, Bangsa dan Negara?
Jawabannya sederhana saja : mereka yang tidak sefaham dengan cara Islami memiliki kepentingan pribadi dan kelompok terkait  masalah memperoleh kebutuhan hidupnya (mereka). Di satu sisi ada yang khawatir jika cara Islami dipakai mengelola masyarakat-bangsa-negara maka kelompok mereka tidak akan mendapatkan kebutuhan hidupnya secara memadai. Karena mereka menyadari bahwa dengan kesempurnaan ajaran yang ada dalam Islam, maka Islam akan mampu memberikan kesejahteraan kepada seluruh warga Negara tanpa pilih kasih, tegas untuk memberantas perbuatan jahat dan eksploitatif, menindak perilaku/budaya tidak beradab termasuk kebrutalan, porno, dan perzinahan, menjaga kekayaan tanah air agar tidak diekspoitir fihak asing dan akan dikelola efisien untuk kepentingan masyarakat luas, hukum akan memenjarakan bagi penjahat dan diberlakukan tanpa pandang bulu, kekuasaan akan diberikan pada orang yang berkualitas baik dalam hal agama, keilmuan, dan manajemen.

Hal ini semua dikarenakan Semua aspek pengelolaaan masyarakat-bangsa-negara seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, ketertiban (poleksosbudhankam) sudah dituntunkan oleh Allah SWT melalui sumber acuan al Qur’an dan Sunnah, bersifat amat spesifik, dan berbeda nyata dengan cara pengelolaan masyarakat-bangsa-negara yang non-Islami (SEKULER). Di sinilah sesungguhnya sumber utama dari semua masalah gangguan, penentangan, dan permusuhan pada agama Islam.

Untuk itu bagi kita umat islam harus dapat memahami, bahwa Islam sebagai tuntunan cara hidup (‘way of life’). Islam  haruslah dipatuhi secara keseluruhan (‘kaffah’), tidak sepotong-sepotong, supaya hidup manusia berhasil dunia akherat.  Cara hidup Islami itu memang khas, beda dengan cara hidup penganut keyakinan yang bukan berasal dari Islam. Cara hidup Islami acuannya juga jelas yakni al Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Apabila masyarakat, bangsa dan Negara sudah dapat diatur dengan konsep Islam yang sangat sempurna, maka kemakmuran, kesejahteraan akan senantiasa allah karuniakan bagi penduduk suatu bangsa tersebut. Wallahua’lam!

*) Penulis adalah ketua Pimpinan Cabang Pemuda PERSIS Cianjur periode 2011-2015
Share on Google Plus

About Rasyid El-Rasya

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.