Cianjur Urutan Keempat Penyuplai TKI di Jabar


Cianjur Urutan Keempat Penyuplai TKI di Jabar

Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Kabupaten Cianjur menilai pendataan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dilakukan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Cianjur tidak akurat. Buktinya, hasil pendataan SBMI selama tahun 2012 hingga bulan Maret, jumlah TKI yang berangkat ke luar negeri tercatat sebanyak 15.770 orang, sementara data pada Dinsosnakertrans hanya sekitar 1.000 orang.

Ketua DPC SBMI Kabupaten Cianjur Ujang Misbahudin mengatakan, data jumlah TKI yang dimilikinya itu berdasarkan hasil pendataan lapangan yang dikombinasikan dengan data dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI). Perbedaan jumlah data angka yang cukup mencolok ini tentunya mengindikasikan tidak akuratnya data yang dimiliki Dinsosnakertrans.

"Kabupaten Cianjur berada pada urutan ke empat penyuplai TKI di Jawa Barat setelag Kabupaten Indramayu, Cirebon, dan Subang. Selama tahun 2012 hingga bulan Maret, kami memiliki data sebanyak 15.770 orang berdasarkan pendataan online by name by address. Malah kami mensinyalir, jumlah data TKI asal Cianjur lebih dari angka itu, sebab selama tahun 2011 saja jumlahnya mencapai hampir 34.000 lebih," terang Ujang saat dihubungi INILAH.COM melalui telepon selulernya, Rabu (18/4/2012).

Ujang menuturkan, data jumlah TKI sebanyak 15.770 orang itu, didominasi warga asal Kecamatan Naringgul, Cibeber, Bojongpicung, Karangtengah, dan Ciranjang. Lima wilayah kecamatan itu merupakan kantung TKI di Kabupaten Cianjur.

"Jika dirata-ratakan, per desa di lima kecamatan itu memberangkatnya sebanyak 100 orang. Makanya kami heran dengan klaim dinas yang menyebutkan bahwa jumlah TKI yang berangkat hingga Maret 2012 ini hanya sekitar 1.000 orang," tegasnya.

Kepala Dinsosnakertrans Kabupaten Cianjur Sumitra mengaku, berdasarkan data jumlah TKI hasil rekomendasi melalui pihaknya, selama tahun ini hingga Maret 2012 tercatat sebanyak 1.000, atau jika dirata-ratakan, setiap bulannya sebanyak 300 orang. "Mereka kebanyakan bekerja ke negara-negara di Timur Tengah," kata Sumitra, Rabu (18/4/2012).

Sumitra menyebutkan, pihaknya tak bisa mendeteksi berapa jumlah TKI tanpa rekomendasi alias ilegal yang berangkat ke berbagai negara. Sebab yang dicatat di dinas adalah TKI yang memiliki rekomendasi. Berdasarkan catatan, data jumlah TKI setiap tahunnya selalu berfluktuatif.

"Tahun 2009 kami mencatat sebanyak 710 orang, tahun 2010 sebanyak 72 orang, dan di tahun 2011 mencapai 6.000 orang. Hampir 90% bekerja di bidang informal, seperti pembantu rumah tangga (PRT)," tandasnya.

Sumber: http://www.inilahjabar.com
Share on Google Plus

About Buletin QUBA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.