Ketika Generasi Muda Mulai Buta

Oleh: Ayi Hanifudin*)
Jika membicarakan pemuda dan generasinya maka akan terlintas dalam fikiran kita pemuda adalah harapan bagi agama, bangsa dan negara. Sejarah telah membuktikan bahwa para pemudalah yang senantiasa membuat berbagai perubahan dan sanggup mendobrak kebekuan pemikiran, seperti apa yang telah dikisahkan Al-Qur’an tentang dua pemuda yang bernama Ibrahim As. dan Daud As.

Kedua pemuda ini telah memperlihatkan kepada para orang tua dan masyarakat saat itu sebuah terobosan baru dalam hal keyakinan dan kepahlawanan. Seperti apa yang dilakukan Ibrahim As. ketika membongkar dan mendobrak pemikiran masyarakatnya yang paganis (penyembah berhala) dengan ajaran tauhid, yang sangat bertentangan dengan fikiran dan keyakinan masyarakat saat itu.

Demikian juga Daud As. yang telah memperlihatkan pada masyarakatnya sikap kepahlawanan, dia tampil sebagai seorang pemuda pemberani dan perkasa, yang menghancurkan tirani jalut yang kapir, jahat, zholim dan biadab. Dengan keberanian dan keperkasaan Daud As. kerajaan dan kehormatan orang-orang Bani Israil kembali lagi setelah sekian lama hilang dirampas bangsa lain. Begitulah kehebatan dan tauladan yang di miliki oleh kedua pemuda itu.

Bila kita berbicara tentang pemuda dan generasinya dari zaman ke zaman, maka mereka akan senantiasa menjadi harapan orang tua, masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu sangat penting bagi para pemuda membiasakan diri menggunakan waktu dengan baik  dan benar serta mengisinya dengan perbuatan yang berguna dan bermanpaat, baginya di masa kini dan masa  mendatang setelah ia dewasa. Dalam hal ini Rasulullah Saw. pernah bersabda :
(عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم " من حسن إسلام المرء ترك ما لا يعنيه " (رواه الترمذي 
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata : "Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : "Sebagian dari kebaikan keislaman seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya" ". [Tirmidzi no. 2318, Ibnu Majah no. 3976]

Hadits di atas juga diriwayatkan oleh Qurrah bin ‘abdurrahman dari Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah dan sanad-sanadnya ia nyatakan shahih. Tentang Hadits ini ia berkata : “Hadits ini kalimatnya pendek tetapi padat berisi”. Semakna dengan Hadits ini adalah ucapan Abu Dzar pada beberapa riwayatnya: “Barang siapa yang menilai ucapan dengan perbuatannya, maka dia akan sedikit bicara dalam hal yang tidak berguna bagi dirinya”.

Imam Malik menyebutkan bahwa sampai kepadanya keterangan bahwa seseorang berkata kepada Luqman: “Apa yang menjadikan engkau mencapai derajat yang kami saksikan sekarang?” Jawabnya: “Berkata benar, menunaikan amanat dan meninggalkan apa saja yang tidak bermanpaat bagi dirinya”

Diriwayatkan dari Imam Al Hasan, ia berkata : “Tanda bahwa Allah menjauh dari seseorang yaitu apabila orang itu sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna bagi kepentingan akhiratnya”. Ia berkata bahwa Abu Dawud berkata : “Ada 4 Hadits yang menjadi dasar bagi tiap-tiap perbuatan, salah satunya adalah Hadits ini”.

Akan sangat menghawatirkan jika dimasa modern seperti ini para pemuda terlindas kemajuan zaman, terbawa arus modernisasi dan westrnisasi, terjerumus dalam pergaulan bebas, terlena dengan berbagai macam permainan yang tidak bermanpaat dan tontonan yang tidak mendidik.

Sungguh pergaulan modern seperti inilah yang dapat membutakan mata hati semua orang tidak terkecuali para pemuda dari norma dan nilai-nilai ajaran agama, melenyapkan semangat untuk mempelajari dan mengamalkan. Dalam hal ini Nabi kita Muhammad SAW. telah berpesan : “Janganlah kalian terlalu banyak tertawa karena banyak tertawa itu dapat mematikan hati”. Tentu yang di maksud banyak tertawa itu adalah terlalu banyak hiburan, serta mamanjakan diri dengan bermacam-macam kesenangan.

Zaman seperti inilah yang dahulu Rasulullah SAW. prediksikan sebagai zaman kehancuran di mana ilmu agama akan diangkat dan dihapuskan dari muka bumi, serta akan tetapnya kebodohan, sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits yang di riwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari sahabat Anas bin Malik,
عن أنس رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (إن من أشراط الساعة: أن يرفع العلم ويثبت الجهل، ويشرب الخمر، ويظهر الزنا).
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: “Di antara tanda-tanda as-sa’ah adalah di angkatnya ilmu (agama), tetap (tumbuh sabar) kebodohan, diminumnya khamer, serta tampak  dan jelasnya perjinaan.( Al-Bukhari No 8081 )

Jika para pemuda benar-benar terbawa arus modernisasi seperti itu, maka hilanglah harapan para orang tua dan masyarakat. Bagaimana tidak, para ulama yang sudah tua, dan satu persatu dipanggil menghadap yang Maha Kuasa. Sedangkan di pihak lain, para pemuda yang menjadi harapan, sudah terlindas oleh roda zaman, terlena dalam berbagai kemunkaran. Maka, putuslah mata rantai anatara sabiq dan lahiq, antara generasi terdahulu dan generasi yang akan datang, inilah yang dinyatakan Allah dalam Al-Qur’an :
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا
“Maka datanglah sesudah mereka, generasi pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan”. ( Q.S. Maryam : 59)

Maka, wahai para pemuda kalau bukan kita yang menyambungkan mata rantai perjuangan siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi. Dan tentu saja orang tua dalam hal ini sangat di butuhkan perannya. Renungkanlah !! Semoga bermanfaat....
*) Penulis adalah ketua PC Pemuda Persis Cianjur masa jihad 2014-2018
Share on Google Plus

About ADMIN QUBA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.