Dalam Al-Qur’an Allah SWT tidak melarang umat Islam untuk hidup damai, hidup berdampingan dan hidup rukun dengan penganut agama lain (kafir) atau dengan kata lain kita harus menghargai dan menghormati kepercayaan dan keyakinan agama lain (Toleransi) dalam bahasa arab istilahnya Tasamuh.
Sikap tersebut tentu saja dengan catatan atau dengan syarat, di dalam Al-Qur’an Surat Al-Mumtahanah ayat 8 dijelaskan bahwa syarat kita dapat hidup damai, bedampingan dan rukun dengan penganut agama lain adalah apabila mereka (kafir) tidak memerangi kamu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari negeri atau tempat tinggalmu.
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu Karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS Al-Mumtahanah: 8)
Tetapi di ayat lain justru Allah melarang kita (umat Islam) untuk menjadikan teman kepercayaan (pemimpin) dari kalangan orang-orang yang berbeda aqidah (kafir). Di dalam Al-qur’an Allah menyebutkan minimal ada 4 alasan, mengapa umat Islam tidak boleh menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin atau teman kepercayaan, diantaranya:
- Sikap orang-orang kafir tidak akan henti-henti (menimbulkan) kemudharatan dan kesusahan atas umat Islam dan mereka juga senantiasa menampakan kebencian terhadap umat Islam. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. sungguh Telah kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.(QS Ali Imran : 118)
- Keinginan orang-orang kafir mengembalikan kamu (umat islam) kepada kekafiran Sebahagian besar ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, Karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma'afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS Al-Baqarah : 109)
- Orang-orang kafir tidak akan senang (ridlo) selamanya kepada umat islam Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.(QS Al-Baqarah : 120)
- Orang-orang kafir tidak akan henti-hentinya memerangi agama Islam dan Umat Islam mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup.(QS Al-Baqarah : 217)
Sikap dan karakter mereka itu kemudian ditampakkan dengan sangat nyata dan jelas baik berupa perkataan, perbuatan maupun pemikiran. Telah banyak perkataan, perbuatan dan pemikiran mereka yang seluruhnya menampakkan kepada kita akan kebencian dan ketidaksenangan mereka terhadap Islam dan Umat Islam, diantaranya muncul penyakit baru Umat yang sangat ganas yaitu yang dikenal dengan “SEPILIS” Sekulerisme, Liberalisme dan Pluralisme.
Penyakit ini jelas tidak akan mudah untuk disembuhkan atau dihilangkan, karena Sepilis disini bukanlah sebuah penyakit yang berhubungan dengan anggota badan manusia yang dengan mudah dapat kita temukan dokter-dokter spesialis yang mampu mengobati berbagai macam penyakit dalam badan manusia. Tetapi sepilis ini adalah penyakit yang menjangkiti dan menggerogoti Aqidah, Ibadah dan Muamalah umat Islam.
Telah banyak umat Islam yang kembali kepada kemusyrikan dan kembali kepada tatacara pelaksanaan ibadah yang jauh menyimpang dari kemurniaan dan kesempurnaan agama Islam di dalam Al-qur’an dan hadist termasuk pemikiran-pemikiran mereka yang sudah tidak sejalan dengan perintah allah dan rasul-Nya. Kalau kita jelaskan “SEPILIS” ini adalah ;
1. Sekulerisme,
Sekulerisme adalah doktrin atau praktik yang menafikan peran agama dalam fungsi-fungsi Negara. Jadi sekulerisme adalah paham pemisahan peran agama dari kehidupan (fashlu ad-din an al-Hayat). Artinya, sekulerisme adalah pemisahan agama dari segala aspek kehidupan, yang dengan sendirinya melahirkan pemisahan agama dari Negara dan politik. Agama hanya diakui eksistensinya ketika manusia melakukan hubungan pribadi dengan Tuhannya.
Padahal bagi kita Umat Islam peran agama sangat penting dan tidak boleh dipisahkan dari segala macam aspek kehidupan agar seluruh aktivitas manusia ada di dalam keteraturan dan terhindar dari kesalahan dan kehancuran. Hal ini dengan tegas dijelaskan oleh Allah dalam QS Al-Maidah ayat 3 yaitu
“ … Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agama-mu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa’idah: 3]
Demikian juga allah telah menguatkan bahwa perkara apapun ada hukumnya, dan problematika apa saja, atau apapun tantangan yang dihadapi kaum Muslim, akan dapat dipecahkan dan dijawab oleh Dinul Islam. sebagaimana firman Allah ;
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu..” (QS. An-Nahl : 89)
2. Liberalisme
Liberalisme adalah bebas dalam pengertian tidak harus tunduk kepada ajaran Agama (al-Qur’an dan Hadis). Liberalisme juga diartikan pemikiran-pemikiran yang ada tidak bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits tetapi dari keinginan dan selera mereka. Kebebasan menganut, meyakini, dan mengamalkan apa saja, sesuai kecenderungan, kehendak dan selera masing-masing. Bahkan lebih dari itu , Liberalisme mereduksi agama menjadi urusan privat. Artinya konsep Amar Ma’ruf nahyi munkar bukan saja dinilai tidak relevan, bahkan dianggap bertentangan dengan semangat Liberalisme.
Hal ini jelas bertentangan dengan penjelasan Allah dalam Al-qur’an yaitu ; “ Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya Telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya Maka sungguhlah dia Telah sesat, sesat yang nyata.” (QS Al-Ahzab : 36)
3. Pluralisme Agama.
Paham ini menyatakan bahwa semua agama benar. Semua agama adalah jalan yang sama-sama sah menuju Tuhan yang sama. Sehingga setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim atau meyakini bahwa agamanya sendiri yang lebih benar dari agama lain, atau mengklaim bahwa agamanya sendiri yang benar. Padahal bagi kita Umat Islam keyakinan terhadap kebenaran agama islam sudah final, kita berkeyakinan bahwa tidak ada agama yang diridlai dan diterima selain agama Islam. Hal ini sesuai dengan firman allah ;
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang Telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, Karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (QS Ali-Imran : 19)
Lebih tegas Allah menjelaskan dalam QS Ali-Imran ayat 85 yaitu ; “ Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”
Tiga penyakit inilah yang sekarang sedang menggerogoti umat Islam, sangat berat untuk mengobati penyakit ini apabila sudah menjangkiti umat. Karena yang diobati bukanlah anggota badan tetapi yang harus diobati adalah sikap, karakter dan keyakinan Aqidah.
Apabila aqidah umat sudah sangat tipis dan tidak Istiqamah maka virus-virus Sepilis ini akan dengan sangat mudah masuk dan menjangkiti umat Islam. Tetapi apabila kita mau mencari penyebab dari munculnya penyakit ini adalah sebagaimana dalam hadits dari Nabi SAW yang menyatakan bahwa keadaan umat Islam banyak tetapi bagaikan buih di lautan disebabkan dalam diri umat Islam telah tumbuh apa yang disebut Al-wahn yaitu Hubbuddunya (Cinta dunia) dan Karahiyatul Maut (Takut Mati).
Sehingga ketika upaya dari orang-orang kafir demikian gencar untuk menyesatkan umat Islam dengan berbagai sikap dan karakter mereka yang menampakan kebencian kepada agama islam dan Umat islam maka jelas kita tidak layak untuk hidup damai, hidup rukun dan bertoleransi dengan mereka, karena mereka juga senantiasa untuk tidak bertoleransi dengan Umat islam. Tetapi tetap dikembalikan lagi kepada sikap umat islam, dimana umat Islam harus mampu tetap menghadang berbagai macam upaya mereka untuk memerangi agama Islam dengan meningkatkan terus keimanan dan ketaqwaan umat islam kepada sumber ajaran Islam yaitu Al-qur’an dan Al-hadits. Wallahua’lam bishawab
Oleh: Ilham Maulana, S.Pd.I.