Mengambil Teladan dari Kisah Nabi Ibrahim A.S.

oleh: E. Khaeruman Ghazaly, S.Pd.I. *)
Dalam QS As-Shafat ayat 99 – 111 yang menjelaskan tentang kisah nabi Ibrahim as banyak ibrah (pelajaran) yang bisa kita ambil dari kisah beliau, untuk kemudian kita jadikan bekal di dalam mengarungi kehidupan ini. Sungguh sangat benar apa yang difirmankan Allah SWT;
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan-nya.” (QS Al Mumtahanah: 4)
Diantara pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah Nabi Ibrahim as adalah:
Pelajaran Pertama
“Dan Ibrahim berkata: “Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Rabb-ku, dan dia akan memberi petunjuk kepadaku. “ (QS Al-Shofat: 99)
ada 4 hikmah yang dapat kita ambil dari ayat tersebut yaitu :
1.       Allah memerintahkan berhijrah dan mencari tempat yang kondusif untuk beribadah kepada Allah dan berdakwah dijalan-Nya.
2.       Allah memerintahkan kita untuk meluruskan niat hanya untuk mencari ridha Allah di dalam setiap perbuatan
3.       Allah memerintahkan kita untuk membulatkan tekad di dalam menempuh sebuah tujuan yang mulia
4.       Allah memerintahkan kita agar senantiasa mengingat kematian, karena bagaimanapun juga hebatnya seseorang di dunia ini, akhirnya akan kembali juga kepada Allah SWT.

Pelajaran Kedua
“Ya Tuhanku, anugrahkan kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shaleh (QS Al-Shofat: 100)
Ada 3 hikmah yang dapat kita ambil dari ayat diatas yaitu:
1.       Kita harus meyakini bahwa hanya allah saja yang menciptakan, mengatur, dan merawat alam semesta ini. Dan hanya allah lah yang menurunkan rezeki, memberikan kekuatan dan segalanya bagi kehidupan manusia.
2.       Setelahnya, kita tidak beribadah dan meminta pertolongan kecuali kepada Allah SWT
3.       Allah SWT mengajarkan kepada kita adab berdo’a. yaitu kita tidak meminta sesuatu kepada Allah SWT di dalam kehidupan ini, kecuali jika sesuatu tersebut mempunyai maslahat di dalam hidup kita di dunia dan akhirat.
4.       Bahwasanya nabi Ibrahim meminta keturunan yang sholeh kepada Allah demi meneruskan estafeta perjuangan ayahnya menegakkan Islam, yang berbakti pada orangtua, dan selalu mendo’akannya. Ini selaras dengan do’a Ibrahim A.S. dalam al-Quran:
…Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka" (Al-Baqoroh 200-201)

Pelajaran ketiga
“Maka kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar”. (Q.S. Ash-Shoffat : 101)
Hikmah yang dapat diambil adalah:
1.       Jangan berputus asa terhadap do’a yang belum dikabulkan Allah SWT., karena tidak pernah tahu kapan waktu yang benar-benar tepat untuk Allah memenuhi keinginan kita. Sebagaimana dalam firman-Nya:
“Dan janganlah kami berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir” (Q.S. Yusuf 87).
Nabi Ibrahim tidak pernah berputus asa meminta seorang anak walaupun permohonannya itu puluhan tahun lamanya. Namun beliau tetap berusaha dan berdo’a, hingga Allah mengabulkan do’a pada usia tuanya.
2.       Kita wajib mensyukuri segala pemberian Allah SWT walaupun pemberian itu baru dikabulkan diakhir hidup kita. Nabi Ibrahim A.S. sangatlah gembira dan senang dengan lahirnya Ismail A.S. dimasa tuanya. Dan Ibrahim memuji Allah dengan salah satu do’anya yang tertera dalam Quran:
“Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar maha Mendengar (memperkenankan) do’a” (Q.S. Ibrahim: 39)

Pelajaran keempat
Maka ketika anaknya itu sampai (ke peringkat umur yang membolehkan dia) berusaha bersama-sama dengannya, Nabi Ibrahim berkata: Wahai anak kesayanganku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahawa aku akan menyembelihmu; maka fikirkanlah apa pendapatmu? Anaknya menjawab: Wahai ayah, jalankanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allah, ayah akan mendapati daku dari orang-orang yang sabar. (Ash-Shoffat 102)
1.       Harus berani berkorban demi mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Ibrahim A.S. berani mengorbankan anak yang diinginkannya dari dulu demi memenuhi kehendak Allah untuk mengurbankannya, hingga beliau (Ibrahim) mendapat gelar Kholilullah (kekasih Allah)
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (Ali Imron: 92)
2.       Bahwa setiap perkara yang kita benci selalu membawa malapetaka bagi kita, begitu pula hal yang kita cintai selalu membawa keberkahan. Seperti perintah Allah SWT pada Ibrahim untuk menyembelih Ismail. Secara naluriah, itu adalah hal yang tidak disenangi, tetapi pada akhirnya hal tersebut menjadi saksi sejarah disyari’atkannya berqurban pada hari raya Idul Adha yang secara tidak langsung telah memberkahi perbuatan Ibrahim itu sendiri.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (Al-Baqoroh: 216)
3.       Kesenangan dunia ini hanyalah fana. Jangan sampai melalaikan kita beribadah kepada Allah SWT. Seperti putra Ibrahim yang dinanti-nantikan, yang dikabulkan Allah pada masa tua. Yang diurus dengan penuh cinta hingga ia dewasa. Namun ditengah perjalanan itu, Allah memerintahkan untuk menyembelihnya. Itu sebagai cobaan, apakah setelah cobaan itu Ibrahim akan terus beribadah pada-Nya atau sebaliknya. Tetapi ternyata beliau ikhlas dan siap melakukannya. Ibrahim telah menempatkan Allah diatas segalanya.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (Al-Munafiqun: 9)

Pelajaran kelima
“…tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya).” (Ash-Shoffat: 103)
1.       Hamba yang sadar dan sabar ketika diuji oleh Allah SWT dan taat dengan segala perintahnya, serta pasrah dengan hukum-hukumNya, akan mendapat balasan di dunia dan di akhirat kelak.
2.       Diantara balasan yang diterima oleh Ibrahim:
a.       Mendapat pujian dan predikat istimewa dari Allah SWT, (QS Ash-Shoffat: 104-105)
b.      Mendapat rizqi yang melimpah, (QS Ash-Shoffat: 107)
c.       Nama dan perjuangannya dikenang oleh generasi sebelumnya, (QS Ash-Shoffat: 108)
d.      Allah akan melimpahkan rahmat dan kedamaian serta keselamatan di dalam kehidupannya, (QS Ash-Shoffat: 109)
e.      Generasi setelahnya akan selalu mendo’akannya, seperti do’a membaca sholawat yang tertera padanya khusus ditujukan pada keluarga Ibrahim A.S.

*) Penulis adalah pimpinan Pesantren Persatuan Islam 04 Cianjur periode 2005 - sekarang, putra kedua dari alm. KH. Aly Ghazaly
Share on Google Plus

About ADMIN QUBA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.