Dalam QS As-Shafat ayat 99 – 111 yang menjelaskan tentang kisah nabi Ibrahim as banyak ibrah (pelajaran) yang bisa kita ambil dari kisah beliau, untuk kemudian kita jadikan bekal di dalam mengarungi kehidupan ini. Sungguh sangat benar apa yang difirmankan Allah SWT;
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu
pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan-nya.” (QS Al Mumtahanah: 4)
Diantara pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah Nabi
Ibrahim as adalah:
Pelajaran Pertama
“Dan Ibrahim berkata: “Sesungguhnya aku pergi
menghadap kepada Rabb-ku, dan dia akan memberi petunjuk kepadaku. “ (QS Al-Shofat:
99)
ada 4 hikmah yang dapat kita ambil dari ayat tersebut
yaitu :
1. Allah memerintahkan berhijrah dan mencari tempat yang kondusif
untuk beribadah kepada Allah dan berdakwah dijalan-Nya.
2. Allah memerintahkan kita untuk meluruskan niat hanya untuk
mencari ridha Allah di dalam setiap perbuatan
3. Allah memerintahkan kita untuk membulatkan tekad di dalam
menempuh sebuah tujuan yang mulia
4. Allah memerintahkan kita agar senantiasa mengingat kematian, karena
bagaimanapun juga hebatnya seseorang di dunia ini, akhirnya akan kembali juga
kepada Allah SWT.
Pelajaran Kedua
“Ya Tuhanku, anugrahkan kepadaku (seorang anak) yang
termasuk orang-orang yang shaleh (QS Al-Shofat: 100)
Ada 3 hikmah yang dapat kita ambil dari ayat diatas yaitu:
1. Kita harus meyakini bahwa hanya allah saja yang menciptakan,
mengatur, dan merawat alam semesta ini. Dan hanya allah lah yang menurunkan
rezeki, memberikan kekuatan dan segalanya bagi kehidupan manusia.
2. Setelahnya, kita tidak beribadah dan meminta pertolongan kecuali
kepada Allah SWT
3. Allah SWT mengajarkan kepada kita adab berdo’a. yaitu kita tidak
meminta sesuatu kepada Allah SWT di dalam kehidupan ini, kecuali jika sesuatu
tersebut mempunyai maslahat di dalam hidup kita di dunia dan akhirat.
4. Bahwasanya nabi Ibrahim meminta keturunan yang sholeh kepada
Allah demi meneruskan estafeta perjuangan ayahnya menegakkan Islam, yang
berbakti pada orangtua, dan selalu mendo’akannya. Ini selaras dengan do’a
Ibrahim A.S. dalam al-Quran:
…Maka di antara manusia ada orang yang berdoa:
"Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah
baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang
yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan
di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka" (Al-Baqoroh
200-201)
Pelajaran ketiga
“Maka kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak
yang amat sabar”. (Q.S. Ash-Shoffat : 101)
Hikmah yang dapat diambil adalah:
1. Jangan berputus asa terhadap do’a yang belum dikabulkan Allah
SWT., karena tidak pernah tahu kapan waktu yang benar-benar tepat untuk Allah
memenuhi keinginan kita. Sebagaimana dalam firman-Nya:
“Dan janganlah kami
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat
Allah melainkan kaum yang kafir” (Q.S. Yusuf 87).
Nabi Ibrahim tidak pernah
berputus asa meminta seorang anak walaupun permohonannya itu puluhan tahun
lamanya. Namun beliau tetap berusaha dan berdo’a, hingga Allah mengabulkan do’a
pada usia tuanya.
2. Kita wajib mensyukuri segala pemberian Allah SWT walaupun
pemberian itu baru dikabulkan diakhir hidup kita. Nabi Ibrahim A.S. sangatlah
gembira dan senang dengan lahirnya Ismail A.S. dimasa tuanya. Dan Ibrahim memuji
Allah dengan salah satu do’anya yang tertera dalam Quran:
“Segala puji bagi Allah
yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq.
Sesungguhnya Tuhanku benar-benar maha Mendengar (memperkenankan) do’a” (Q.S.
Ibrahim: 39)
Pelajaran keempat
Maka ketika anaknya itu sampai (ke peringkat umur yang
membolehkan dia) berusaha bersama-sama dengannya, Nabi Ibrahim berkata: Wahai
anak kesayanganku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahawa aku akan
menyembelihmu; maka fikirkanlah apa pendapatmu? Anaknya menjawab: Wahai ayah,
jalankanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allah, ayah akan mendapati
daku dari orang-orang yang sabar. (Ash-Shoffat 102)
1. Harus berani berkorban demi mencapai kebahagiaan di dunia dan
akhirat. Ibrahim A.S. berani mengorbankan anak yang diinginkannya dari dulu
demi memenuhi kehendak Allah untuk mengurbankannya, hingga beliau (Ibrahim)
mendapat gelar Kholilullah (kekasih Allah)
Kamu sekali-kali tidak
sampai kepada kebaikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian
harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya
Allah mengetahuinya. (Ali Imron: 92)
2. Bahwa setiap perkara yang kita benci selalu membawa malapetaka
bagi kita, begitu pula hal yang kita cintai selalu membawa keberkahan. Seperti
perintah Allah SWT pada Ibrahim untuk menyembelih Ismail. Secara naluriah, itu
adalah hal yang tidak disenangi, tetapi pada akhirnya hal tersebut menjadi
saksi sejarah disyari’atkannya berqurban pada hari raya Idul Adha yang secara
tidak langsung telah memberkahi perbuatan Ibrahim itu sendiri.
“Boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui." (Al-Baqoroh: 216)
3. Kesenangan dunia ini hanyalah fana. Jangan sampai melalaikan kita
beribadah kepada Allah SWT. Seperti putra Ibrahim yang dinanti-nantikan, yang
dikabulkan Allah pada masa tua. Yang diurus dengan penuh cinta hingga ia
dewasa. Namun ditengah perjalanan itu, Allah memerintahkan untuk
menyembelihnya. Itu sebagai cobaan, apakah setelah cobaan itu Ibrahim akan
terus beribadah pada-Nya atau sebaliknya. Tetapi ternyata beliau ikhlas dan
siap melakukannya. Ibrahim telah menempatkan Allah diatas segalanya.
“Hai orang-orang yang
beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat
Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang
merugi.” (Al-Munafiqun: 9)
Pelajaran kelima
“…tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim
membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya).”
(Ash-Shoffat: 103)
1. Hamba yang sadar dan sabar ketika diuji oleh Allah SWT dan taat
dengan segala perintahnya, serta pasrah dengan hukum-hukumNya, akan mendapat
balasan di dunia dan di akhirat kelak.
2. Diantara balasan yang diterima oleh Ibrahim:
a. Mendapat pujian dan predikat istimewa dari Allah SWT, (QS
Ash-Shoffat: 104-105)
b. Mendapat rizqi yang melimpah, (QS Ash-Shoffat: 107)
c. Nama dan perjuangannya dikenang oleh generasi sebelumnya, (QS
Ash-Shoffat: 108)
d. Allah akan melimpahkan rahmat dan kedamaian serta keselamatan di
dalam kehidupannya, (QS Ash-Shoffat: 109)
e. Generasi setelahnya akan selalu mendo’akannya, seperti do’a
membaca sholawat yang tertera padanya khusus ditujukan pada keluarga Ibrahim
A.S.
*) Penulis adalah pimpinan Pesantren Persatuan Islam 04 Cianjur periode 2005 - sekarang, putra kedua dari alm. KH. Aly Ghazaly